Wikipedia

Hasil penelusuran

Senin, 04 September 2023

KELOMPOK 4 ( ROBOT OTONOM AND AGV )


Vidio 1.1 : Robot Otonom and UGV

Matery lengkap  ada pada Link Dibawah Ini !!!
⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇

⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆⬆


KELOMPOK 4 :
  • HAJAR AS'WAD
  • IBRAHIM AL KAUTSAR
  • MUH. ISMAIL
  • MUH ABDAN SYAKURAN
  • MUH. RAUSYAN FIKAR FIRJATULLAH
  • WINDA ARIALA RUSLI

1. Pengertian robot otonom dan AGV ?
2. Keunggulan robot otonom dibanding robot AGV ?
3. Klasifikasi robot !
4. Komponen otomatisasi !
5. Aplikasi robot dalam otomatisasi di industri !
6. Pengertian cobot dan aplikasinya di industri ?
7. Dampak positif dan negetif penggunaan robot di industri proses terhadap perusahaan dan tenaga kerja !


JAWABAN : 

1. Robot otonom adalah sebuah robot yang memiliki kemampuan untuk beroperasi dan mengambil keputusan secara independen tanpa adanya bantuan manusia dalam beberapa tugas atau pekerjaan tertentu. Robot ini dilengkapi dengan sistem sensor, pemrosesan data, dan kecerdasan buatan yang memungkinkannya untuk memahami lingkungannya, berinteraksi dengan objek atau orang lain, dan membuat keputusan berdasarkan situasi yang dihadapi.

Automated Guided Vehicle (AGV) atau Kendaraan Pemandu Otomatis adalah salah satu jenis robot otonom yang dirancang khusus untuk melakukan pemindahan dan pengangkutan barang secara otomatis. AGV biasanya digunakan di lingkungan industri atau gudang untuk membantu dalam operasi logistik seperti mengangkut dan mengirimkan barang dari satu lokasi ke lokasi lainnya. AGV dikendalikan oleh sistem komputer yang mengelola pergerakannya, pengambilan keputusan, dan navigasi di sekitar lingkungan kerjanya menggunakan berbagai jenis sensor seperti pemindai laser atau kamera.

Dalam ringkasan, robot otonom adalah robot yang mampu beroperasi tanpa bantuan manusia secara mandiri, sementara AGV adalah salah satu contoh aplikasi dari robot otonom yang berfungsi sebagai kendaraan perpindahan otomatis dalam lingkungan industri atau gudang.

  • Kesimpulan : 
  • Kesimpulannya, robot otonom adalah jenis robot yang dapat melakukan tugas dan pengambilan keputusan secara mandiri tanpa pengawasan manusia yang terus-menerus. Mereka memiliki kemampuan bergerak dan berinteraksi dengan lingkungannya menggunakan sistem pemrosesan data dan kecerdasan buatan.Sementara itu, AGV (Automated Guided Vehicle) adalah jenis robot otonom yang dirancang khusus untuk melakukan transportasi dan pengangkutan bahan secara otomatis di dalam lingkungan kerja tertentu. Mereka dilengkapi dengan sistem pemandu otomatis yang memungkinkan mereka bergerak secara bebas di sepanjang jalur yang telah ditentukan.Dalam konteks industri dan produksi, AGV dapat dianggap sebagai sebuah kategori khusus dari robot otonom yang fokus pada tugas transportasi dan pengangkutan. Penggunaan robot otonom dan AGV dapat memberikan manfaat seperti peningkatan efisiensi, pengurangan biaya, dan peningkatan keamanan dalam lingkungan kerja.

2. Robot otonom dan AGV memiliki perbedaan dalam hal fokus dan fungsi utama. Meskipun keduanya merupakan jenis robot otomatis, ada beberapa perbedaan dalam keunggulan masing-masing:

Keunggulan Robot otonom:
  1. Fleksibilitas tugas: Robot otonom memiliki kemampuan untuk melakukan berbagai tugas yang kompleks. Mereka dapat belajar dan menyesuaikan tugas mereka sesuai dengan perubahan lingkungan dan permintaan produksi. Fleksibilitas ini memungkinkan adopsi robot otonom dalam berbagai industri dan skenario aplikasi yang berbeda.
  2. Kemampuan pengambilan keputusan: Robot otonom memiliki sistem kecerdasan buatan yang kuat, yang memungkinkan mereka mengumpulkan dan menganalisis data secara real-time untuk mengambil keputusan yang optimal. Mereka dapat merespons situasi yang kompleks dan menyesuaikan tindakan mereka berdasarkan pemahaman konteks.
  3. Adaptabilitas yang lebih tinggi: Robot otonom dirancang untuk beradaptasi dengan perubahan dan tantangan yang mungkin terjadi dalam lingkungan kerja. Dengan menggunakan teknologi seperti machine learning, mereka dapat belajar dari interaksi dengan lingkungan dan meningkatkan kinerja mereka seiring waktu.
Keunggulan AGV:
  1. Keandalan dan konsistensi: AGV dirancang untuk tugas transportasi yang repetitif dan konsisten. Mereka dapat beroperasi secara terus-menerus tanpa kelelahan atau kesalahan manusia. AGV secara konsisten dan akurat melakukan tugasnya, meningkatkan efisiensi produksi.
  2. Pengoptimalan rute dan operasi: AGV dilengkapi dengan sistem pemandu otomatis yang memungkinkan mereka untuk mengoptimalkan rute pergerakan dan mencegah tabrakan dengan halangan. Hal ini membantu mengurangi waktu perjalanan dan meningkatkan efisiensi dalam operasi pengangkutan.
  3. Keamanan dan interaksi dengan manusia: AGV umumnya memiliki fitur keamanan yang memungkinkan mereka berinteraksi dengan manusia dengan aman. Mereka dilengkapi dengan sensor yang dapat mendeteksi kehadiran manusia atau objek lain di sekitar mereka, dan mereka dapat berhenti atau memperlambat kecepatannya untuk menghindari tabrakan.
Perbedaan ini menunjukkan bahwa keunggulan robot otonom adalah pada fleksibilitas, kemampuan pengambilan keputusan, dan adaptabilitas yang lebih tinggi, sementara keunggulan AGV adalah pada keandalan, pengoptimalan operasi, dan interaksi dengan manusia yang aman. Namun, penting untuk dicatat bahwa keunggulan ini dapat berbeda tergantung pada skenario aplikasi dan kebutuhan spesifik perusahaan.

  • Kesimpulan :
  • Kesimpulannya, robot otonom memiliki keunggulan pada fleksibilitas tugas, kemampuan pengambilan keputusan, dan adaptabilitas yang lebih tinggi. Mereka dapat melakukan berbagai tugas yang kompleks dan dapat belajar dan menyesuaikan tugas mereka sesuai dengan perubahan lingkungan dan permintaan produksi. Di sisi lain, robot AGV memiliki keunggulan pada keandalan, pengoptimalan rute dan operasi, dan interaksi dengan manusia yang aman. Mereka dirancang khusus untuk tugas transportasi yang repetitif dan mampu beroperasi secara terus-menerus tanpa kesalahan manusia. Pemilihan antara robot otonom dan AGV tergantung pada kebutuhan dan tujuan aplikasi yang diinginkan. Pada umumnya, robot otonom lebih cocok digunakan untuk tugas yang membutuhkan fleksibilitas tinggi dan pengambilan keputusan yang kompleks. Sementara itu, AGV lebih cocok digunakan untuk tugas transportasi yang repetitif dan pengoptimalan operasi dalam lingkungan kerja yang terstruktur. Perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor ini dalam memilih antara robot otonom dan AGV untuk memastikan peningkatan efisiensi dan kualitas produksi yang optimal.

3. Robot dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori berdasarkan berbagai faktor. Berikut adalah beberapa 
klasifikasi umum untuk robot:
  1. Berdasarkan lingkup tugas:
  • Robot industri: Dirancang untuk melakukan tugas-tugas di lingkungan industri seperti produksi, manufaktur, pengelasan, atau pemrosesan material.
  • Robot pelayanan: Digunakan dalam sektor jasa, seperti robot penerima tamu di hotel, robot pelayan di restoran, atau robot asisten medis di rumah sakit.
  • Robot militer: Dikembangkan untuk digunakan dalam aplikasi militer seperti pengintaian, pertempuran, dan pemulihan.
  • Robot medis: Digunakan dalam aplikasi medis seperti bedah robotik, rehabilitasi, atau pengiriman obat.
  • Robot rumah tangga: Didesain untuk membantu dengan tugas-tugas di rumah seperti membersihkan, memasak, atau pemeliharaan rumah tangga.
     2. Berdasarkan struktur fisik:

  • Robot humanoid: Meniru bentuk manusia dengan struktur tubuh dan ekstremitas yang menyerupai manusia.
  • Robot industri: Biasanya memiliki lengan dan genggaman yang kuat untuk menjalankan tugas-tugas produksi atau manufaktur.
  • Robot bergerak: Didesain untuk bergerak dan navigasi di sekitar lingkungannya, seperti AGV atau robot mobil.
  • Robot drone: Merupakan pesawat tanpa awak yang dapat terbang dan digunakan dalam berbagai aplikasi seperti pengintaian, pengiriman, atau pemetaan udara.
    3. Berdasarkan tingkat otonomi:
  • Robot otonom: Mampu beroperasi dan mengambil keputusan secara independen tanpa adanya bantuan manusia dalam beberapa tugas atau pekerjaan tertentu.
  • Robot semi-otonom: Membutuhkan pengawasan manusia atau arahan untuk menjalankan tugas atau pekerjaan tertentu.
  • Robot teleoperasi: Dikendalikan secara jarak jauh oleh manusia melalui kendali atau interface yang sesuai.
     4. Berdasarkan kegunaan umum:
  • Robot pendidikan: Dibuat untuk mendukung dan meningkatkan pengajaran dan pembelajaran.
  • Robot hiburan: Dikembangkan untuk menghibur dan interaksi dengan manusia, seperti robot mainan atau robot dalam permainan video.
  • Robot penelitian: Digunakan dalam riset dan eksperimen, seperti dalam bidang ilmu pengetahuan, kedokteran, atau eksplorasi luar angkasa.
Klasifikasi robot ini hanya beberapa contoh umum dan masih ada banyak jenis robot lainnya berdasarkan kriteria lainnya, seperti kinematika, kecerdasan buatan, sumber daya energi, atau tujuan spesifik.

  • Kesimpulan : 
  • Kesimpulannya, robot dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria seperti fungsi, pergerakan, kecerdasan, dan lingkup aplikasi. Beberapa klasifikasi umum termasuk robot industri, robot layanan, robot medis, dan robot militer. Selain itu, mereka dapat dibedakan berdasarkan pergerakan antara robot bergerak dan robot stasioner, serta tingkat kecerdasan antara robot otonom dan terprogram. Akhirnya, klasifikasi juga dapat didasarkan pada lingkup aplikasi, seperti robot industri, robot rumah tangga, robot medis, dan robot pertanian. Penting untuk memahami klasifikasi ini untuk memilih robot yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan aplikasi tertentu.

4. Otomatisasi mengacu pada penggunaan teknologi dan sistem untuk mengotomatiskan tugas dan proses yang sebelumnya dilakukan secara manual oleh manusia. Ada beberapa komponen utama dalam sistem otomatisasi yang dapat mencakup:

  1. Sensor: Sensor digunakan untuk mengumpulkan data mengenai lingkungan dan kondisi kerja. Sensor ini dapat berupa sensor suhu, sensor gerak, sensor cahaya, atau sensor lainnya yang dapat mendeteksi dan mengukur berbagai parameter fisik dan lingkungan.
  2. Aktuator: Aktuator adalah komponen yang menerjemahkan perintah komputer atau sistem kontrol menjadi aksi fisik atau pergerakan. Aktuator ini dapat berupa motor, aktuator hidrolik, solenoid, atau komponen lainnya untuk menggerakkan bagian mesin atau melakukan tindakan fisik.
  3. Sistem kontrol: Sistem kontrol mengatur operasi dan tindakan otomatis berdasarkan data yang dikumpulkan oleh sensor. Sistem kontrol ini menggunakan kecerdasan buatan atau algoritma kontrol untuk mengambil keputusan dan mengirim perintah ke aktuator.
  4. Perangkat pemrosesan: Perangkat pemrosesan, seperti komputer atau mikrokontroler, digunakan untuk mengumpulkan data dari sensor, menganalisis data tersebut, dan menghasilkan instruksi atau perintah untuk sistem kontrol.
  5. Antarmuka manusia-mesin (HMI): HMI adalah komponen yang memungkinkan interaksi antara manusia dan sistem otomatisasi. Ini bisa berupa layar sentuh, panel kontrol, tombol, atau alat lain yang memungkinkan pengguna memasukkan instruksi atau mengontrol operasi sistem otomatis.
  6. Jaringan dan komunikasi: Dalam beberapa kasus, sistem otomatisasi harus terhubung dengan perangkat lain atau sistem lain melalui jaringan atau komunikasi data. Ini dapat memungkinkan pengiriman perintah eksternal, pertukaran data, atau pemantauan jarak jauh.
  7. Perangkat lunak dan algoritma: Perangkat lunak dan algoritma digunakan untuk mengontrol operasi otomatis, menganalisis data sensor, mengoptimalkan kinerja, dan mengatur aliran tugas secara efisien.
Semua komponen ini bekerja bersama untuk mengotomatiskan tugas dan meningkatkan efisiensi dalam berbagai bidang, seperti industri manufaktur, pertanian, transportasi, atau rumah tangga.
  • KESIMPULAN : 
  • Kesimpulannya, komponen-komponen utama dalam sistem otomatisasi meliputi sensor untuk mengumpulkan data, aktuator untuk menghasilkan aksi fisik, sistem kontrol untuk mengatur operasi otomatis, perangkat pemrosesan untuk menganalisis data dan menghasilkan instruksi, antarmuka manusia-mesin untuk interaksi dengan pengguna, jaringan dan komunikasi untuk konektivitas, serta perangkat lunak dan algoritma untuk mengontrol operasi otomatis. Dengan menggunakan komponen ini, sistem otomatisasi dapat meningkatkan efisiensi dan mengotomatiskan tugas-tugas yang sebelumnya dilakukan secara manual oleh manusia.
5.  Robot telah digunakan secara luas dalam otomatisasi di industri untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas produksi. Beberapa aplikasi robot dalam otomatisasi industri meliputi:

  1. Pemrosesan dan Manufaktur: Robot industri digunakan untuk melakukan tugas-tugas seperti pengelasan, pemotongan, pemolesan, pemberian lem, atau pengepakan secara otomatis. Mereka dapat mengoperasikan mesin dan alat dengan presisi tinggi, meningkatkan efisiensi produksi, dan menghilangkan kesalahan manusia.
  2. Pemindahan dan Penanganan Material: Robot dapat digunakan untuk memindahkan bahan dan produk di sepanjang jalur produksi, mengangkat, menempatkan, atau mengambil barang dari rak atau conveyor secara otomatis. Ini membantu mengurangi beban kerja manusia dan meningkatkan keamanan dan kecepatan penanganan material.
  3. Pengemasan: Robot packaging digunakan untuk mengemas produk secara otomatis dalam kemasan yang sesuai. Mereka dapat melipat, menyusun, dan menyegel kotak atau mengemas produk dalam kantong atau wadah.
  4. Quality Control dan Inspeksi: Robot dapat digunakan untuk melakukan pemeriksaan kualitas secara otomatis terhadap produk. Mereka dapat memindai dan menguji produk dengan menggunakan sensor dan kamera untuk deteksi cacat atau kesalahan produksi.
  5. Integrasi Mesin: Robot dapat digunakan untuk mengintegrasikan dan mengoperasikan mesin lain dalam lini produksi. Mereka dapat mengambil dan meletakkan komponen di mesin, mengontrol aliran produksi dengan presisi yang tinggi, dan mengoptimalkan aliran pekerjaan selama proses manufaktur.
  6. Montugas montase dalam industri, seperti menyusun dan memase: Robot dapat digunakan untuk melakukan tugas-tasang komponen secara presisi. Mereka dapat menggabungkan bagian-bagian ke dalam produk jadi dengan akurasi yang tinggi.
  7. Pengelasan: Robot pengelasan digunakan untuk melakukan pengelasan logam secara otomatis. Mereka dapat melakukan pengelasan dengan presisi tinggi dan kecepatan yang tinggi pada berbagai jenis produk.
  8. Pengecatan: Robot pengecatan digunakan untuk melakukan pengecatan pada produk dengan metode yang konsisten dan efisien. Mereka dapat menghasilkan lapisan cat yang merata dan mengurangi pemborosan cat.
Penerapan robot dalam otomatisasi industri membantu meningkatkan efisiensi produksi, mengurangi kesalahan manusia, meningkatkan kualitas produk, mengurangi biaya produksi, dan meningkatkan keselamatan kerja. Ini memungkinkan perusahaan untuk menjadi lebih kompetitif di pasar global.

  • Kesimpulan : 
  • Kesimpulannya, penggunaan robot dalam otomatisasi industri memiliki berbagai aplikasi yang meliputi pemrosesan dan manufaktur, pemindahan dan penanganan material, pengemasan, kontrol kualitas dan inspeksi, integrasi mesin, montase, pengelasan, dan pengecatan. Penggunaan robot dalam otomatisasi industri membantu meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas produksi, serta mengurangi kesalahan manusia, biaya produksi, dan risiko kecelakaan kerja. Robot juga memungkinkan perusahaan untuk menjadi lebih kompetitif di pasar global dengan meningkatkan daya saing mereka.
6. Cobot, singkatan dari “collaborative robot”, adalah jenis robot yang dirancang untuk bekerja secara bersama-sama dengan manusia dalam ruang kerja yang sama. Cobots memiliki kemampuan untuk berinteraksi dan berkolaborasi dengan manusia, umumnya tanpa memerlukan pemisahan fisik atau penghalang pengaman yang kaku. Mereka dibuat dengan sistem sensor yang canggih untuk mendeteksi kehadiran manusia di sekitarnya, membatasi kekuatan dan kecepatan gerakan mereka, dan memberikan keamanan dalam situasi kerja bersama manusia.
Beberapa aplikasi cobot dalam industri meliputi:
  1. Asistensi Pekerja: Cobots dapat bekerja bersama dengan pekerja manusia untuk membantu, mempercepat, atau menghilangkan beban tugas yang berat atau berulang. Mereka dapat membantu dalam pemindahan material yang berat, pengepakan, pemuatan dan pembongkaran, maupun tugas-tugas tersebut dengan pemrosesan presisi.
  2. Montase dan Pemasangan: Cobots dapat digunakan dalam proses montase dan pemasangan komponen. Mereka dapat membantu menyusun dan memasang komponen dengan presisi tinggi, melakukan pengencangan baut, atau melakukan proses pengeleman dengan kecepatan dan ketepatan yang konsisten.
  3. Inspeksi dan Kontrol Kualitas: Cobots dapat dilengkapi dengan sensor visual dan perangkat lunak pengolahan gambar untuk melakukan inspeksi produk dan kontrol kualitas secara akurat dan konsisten. Mereka dapat melakukan pengukuran, pengenalan bentuk, dan deteksi kecacatan pada suatu produk.
  4. Pengemasan dan Handling Produk: Cobots dapat membantu dalam proses pengemasan produk, seperti mengemas dalam kotak, menyusun atau mengelompokkan produk dalam palet, atau memindahkan produk antar tempat penyimpanan.
  5. Penanganan Bahan Berbahaya atau Berbahaya: Cobots dapat digunakan dalam situasi di mana penanganan bahan berbahaya atau berbahaya memerlukan kehadiran manusia yang minimal atau terhindar dari risiko langsung. Misalnya, dalam penanganan bahan kimia atau dalam pembersihan lingkungan yang berbahaya.
Cobots memiliki potensi besar dalam meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keselamatan kerja di lingkungan industri. Mereka dirancang untuk bekerja bersama manusia, mempercepat dan memudahkan tugas-tugas tertentu, serta memberikan fleksibilitas dan skalabilitas dalam operasi produksi.

  • Kesimpulan : 
  • Kesimpulannya, cobot adalah jenis robot yang dirancang untuk bekerja secara bersama-sama dengan manusia dalam lingkungan kerja yang sama. Mereka memiliki kemampuan untuk berinteraksi dan berkolaborasi dengan manusia tanpa memerlukan pemisahan fisik atau penghalang pengaman yang kaku. Aplikasi cobot dalam industri meliputi asistensi pekerja, montase dan pemasangan, inspeksi dan kontrol kualitas, pengemasan dan penanganan produk, serta penanganan bahan berbahaya atau berbahaya. Penggunaan cobot di industri dapat meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keselamatan kerja, serta memberikan fleksibilitas dan skalabilitas dalam operasi produksi.
7. Penggunaan robot di industri proses memiliki dampak positif dan negatif terhadap perusahaan dan tenaga kerja. Berikut adalah beberapa contoh dampaknya:

Dampak positif:
  • Meningkatkan efisiensi produksi: Robot dapat bekerja dalam jangka waktu yang lebih lama tanpa mengalami kelelahan. Mereka juga dapat memproses tugas dengan lebih cepat dan akurat, mengurangi kesalahan manusia, dan meningkatkan output produksi perusahaan.
  • Mengurangi biaya produksi: Robot memiliki biaya operasional yang lebih rendah dalam jangka panjang dibandingkan dengan tenaga kerja manusia. Mereka tidak membutuhkan gaji, tunjangan, atau asuransi, sehingga dapat membantu perusahaan mengurangi biaya produksi.
  • Penyempurnaan kualitas produk: Dalam banyak kasus, robot dapat melakukan tugas yang memerlukan presisi tinggi dan konsistensi yang sulit dicapai oleh manusia. Dengan menggunakan robot, perusahaan dapat meningkatkan kualitas produk dan mengurangi tingkat cacat.
Dampak negatif:
  • Pengurangan tenaga kerja: Penggunaan robot dalam industri proses dapat menggantikan pekerjaan manusia. Jika perusahaan menggantikan pekerja manusia dengan robot, ini dapat mengakibatkan pengangguran dan kehilangan mata pencaharian bagi banyak pekerja.
  • Keahlian dan keterampilan yang tidak diperlukan lagi: Pekerjaan yang dulunya dilakukan oleh manusia dapat diotomatiskan, mengakibatkan penurunan permintaan akan keterampilan tertentu. Ini dapat menyebabkan pekerja yang terpengaruh harus memperbarui dan memperoleh keterampilan baru untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja yang terus berubah.
  • Ketidakamanan pekerjaan: Jika perusahaan menggantikan pekerja manusia dengan robot, pekerja lain mungkin merasa tidak aman dengan keberlanjutan pekerjaan mereka. Hal ini dapat menyebabkan ketakutan dan stres yang berdampak negatif pada kesejahteraan mental dan emosional pekerja.
Penting untuk dicatat bahwa dampak penggunaan robot di industri proses dapat bervariasi tergantung pada sektor industri, tingkat teknologi yang digunakan, dan kebijakan perusahaan terkait perlindungan pekerja. Upaya dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dan menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan berkelanjutan.

  • Kesimpulan : 
  • Kesimpulannya, penggunaan robot di industri proses memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif meliputi peningkatan efisiensi produksi, pengurangan biaya produksi, dan penyempurnaan kualitas produk. Namun, dampak negatifnya meliputi pengurangan tenaga kerja, keahlian dan keterampilan yang tidak diperlukan lagi, dan ketidakamanan pekerjaan. Penting bagi perusahaan dan pemerintah untuk memperhatikan dampak ini dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengurangi dampak negatif dan memastikan perlindungan pekerja. Ini dapat mencakup pelatihan keterampilan baru, kebijakan penempatan kembali pekerja, dan adopsi kebijakan yang memastikan keberlanjutan pekerjaan manusia di tengah perkembangan teknologi.

PENUTUPAN : 




Tidak ada komentar:

buat App

  <!DOCTYPE html> <html lang="id"> <head> <meta charset="UTF-8"> <title>๐Ÿ‘จ‍๐Ÿ’ปAdmin๐Ÿ‘ฉ๐Ÿผ‍๐Ÿ’ป...