Wikipedia

Hasil penelusuran

Kamis, 05 Juni 2025

๐Ÿงฌ "Makhluk Buatan, Ruh, dan Batas Kekuasaan Manusia: Tinjauan Islam terhadap Eksperimen Penciptaan"

 Baik, kita lanjutkan dengan tiga pembahasan penting sesuai landasan Islam (Al-Qur’an, As-Sunnah, dan ijma’ sahabat):

๐Ÿงช 1. Apa Hukum Menciptakan Makhluk Buatan Seperti Janin Tanpa Manusia (Kloning/AI) dalam Islam?

๐Ÿ“Œ a. Kloning Manusia

Kloning manusia (yaitu menciptakan manusia dari salinan genetik, bukan dari ayah-ibu secara alami) ditolak oleh mayoritas ulama karena:

  • Menyerupai perbuatan Tuhan dalam menciptakan manusia.

  • Melanggar sunnatullah dalam penciptaan manusia (QS. Al-Hujurat: 13).

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ูŠٰุۤงَ ูŠُّู‡َุง ุงู„ู†َّุง ุณُ ุงِู†َّุง ุฎَู„َู‚ْู†ٰูƒُู…ْ ู…ِّู†ْ ุฐَูƒَุฑٍ ูˆَّุงُู†ْุซٰู‰ ูˆَุฌَุนَู„ْู†ٰูƒُู…ْ ุดُุนُูˆْุจًุง ูˆَّู‚َุจَุงุٓฆِู„َ ู„ِุชَุนَุง ุฑَูُูˆْุง ۗ ุงِู†َّ ุงَูƒْุฑَู…َูƒُู…ْ ุนِู†ْุฏَ ุงู„ู„ّٰู‡ِ ุงَ ุชْู‚ٰูฎูƒُู…ْ ۗ ุงِู†َّ ุงู„ู„ّٰู‡َ ุนَู„ِูŠْู…ٌ ุฎَุจِูŠْุฑٌ
yaaa ayyuhan-naasu innaa kholaqnaakum ming zakariw wa ungsaa wa ja'alnaakum syu'uubaw wa qobaaa-ila lita'aarofuu, inna akromakum 'ingdallohi atqookum, innalloha 'aliimun khobiir

"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti."
(QS. Al-Hujurat 49: Ayat 13)

Masya Allah, sangat bagus ayat yang Anda kutip. Mari kita bahas makna QS. Al-Hujurat ayat 13 secara tafsir, lalu kita rinci perbedaan dan kesamaan antara penciptaan manusia alami dengan makhluk buatan seperti AI atau kloning — ditinjau dari sunnatullah.

๐Ÿ“– Makna QS. Al-Hujurat:13

"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan..."

๐Ÿ’ก Makna Global:

  1. Asal Penciptaan Manusia adalah Tetap: Allah menciptakan manusia dari pasangan laki-laki dan perempuan, yaitu Adam dan Hawa, lalu berkembang biak melalui jalur nasab, pernikahan, dan silsilah keturunan — inilah sunnatullah dalam penciptaan manusia.
  2. Tujuan Diciptakan Berbangsa dan Bersuku: Allah menjadikan manusia beragam (suku, bangsa) bukan untuk sombong, tapi agar saling mengenal, saling menolong dalam kebaikan.
  3. Kemuliaan Manusia Tidak Terletak pada Bentuk Lahir: Bukan karena ras, ciptaan buatan, kekuatan otak atau AI — tapi karena takwa.
  4. Allah Maha Mengetahui Segalanya: Allah mengetahui asal usul, niat, dan hakikat ciptaan manusia — bukan seperti ciptaan buatan yang hanya meniru bentuk tanpa ruh.

✅ Kesamaan Sunnatullah (yang tetap berlaku atas segala ciptaan):

  1. Allah tetap Maha Berkuasa atas segala sesuatu: meskipun manusia menciptakan sesuatu, itu tidak lepas dari ilmu dan kehendak Allah (QS. Al-Baqarah: 255).
  2. Semua yang hidup pasti akan mati : makhluk ciptaan manusia, walau seakan canggih, tetap tidak bisa melawan kehancuran dan ajal.
  3. semua ciptaan tunduk kepada sunnatullah fisik (gravitasi, usia, lemah, rusak, dll).
  4. Hanya makhluk yang memiliki ruh dan akal bertanggung jawab secara syariat.

✍️ Penutup Ringkas:


QS. Al-Hujurat:13 adalah bukti bahwa penciptaan manusia melalui pasangan laki-laki dan perempuan adalah sunnatullah yang tak boleh dilanggar.

Manusia buatan, kloning, atau AI tidak punya hakikat sebagai manusia mukallaf : karena tak punya ruh, tak punya fitrah, dan tak bisa bertakwa. Mereka hanya alat duniawi, bukan ciptaan ruhani.

  • Dikhawatirkan membuka kerusakan dan fitnah besar (fasad fil ardh).

๐Ÿ•Œ Majma' Fiqh Islami (Organisasi Ulama Internasional) menyatakan:

"Kloning manusia haram karena mengubah ciptaan Allah dan membuka pintu kerusakan dalam keturunan, nasab, dan tatanan sosial."

 ๐Ÿ“Œ B. Robot AI atau Android Cerdas

Jika hanya membuat alat bantu (seperti robot, android, atau AI) — selama tidak meniru penciptaan ruh — hukumnya:

  • Boleh jika untuk maslahat (membantu pekerjaan, kesehatan, dll).
  • Haram jika menyerupai manusia secara berlebihan hingga disembah, dikultuskan, atau dianggap makhluk berjiwa.
  • Dasar: Nabi melarang membuat gambar/patung bernyawa yang disembah (HR. Bukhari-Muslim).

๐Ÿง  2. Apakah Mungkin AI atau Kloning Mendapat Ruh?

๐Ÿ›‘ Jawabannya: Tidak Mungkin.
Sebab:

  • Ruh bukan hasil eksperimen atau teknologi.
  • Ruh adalah urusan Allah semata (QS. Al-Isra’: 85).
  • Tidak ada dalil yang menunjukkan bahwa ruh bisa "diinstal" oleh manusia, AI, atau teknologi.
Jika pun AI sangat canggih hingga mirip manusia dalam perilaku dan suara, dia tetap tidak bisa dikatakan hidup dalam makna syar’i.


๐Ÿ•Œ 3. Bagaimana Islam Menyikapi Eksperimen Ini di Akhir Zaman? 

๐Ÿ’ก A. Waspada terhadap Dajjal & Fitnah Teknologi

Rasulullah ๏ทบ bersabda bahwa:

"Akan muncul fitnah-fitnah di akhir zaman seperti potongan malam yang gelap gulita." (HR. Muslim)

Teknologi super canggih — termasuk penciptaan manusia buatan — bisa menjadi fitnah:

  • Menipu manusia bahwa mereka bisa menjadi "Tuhan".
  • Membuat manusia kagum dan lupa kepada Allah.

๐Ÿ“Œ B. Islam menjaga maqashid syariah (tujuan hukum syariat):

  • Menjaga agama, jiwa, keturunan, akal, dan harta.
  • Maka segala bentuk teknologi yang mengancam tujuan ini — terutama penciptaan makhluk tanpa ruh — diharamkan.


"fitnah teknologi di akhir zaman" atau "akal buatan vs akal manusia"?

Lanjutan : 

Tidak ada komentar:

Di Antara Dua Lautan/Samudera

  Di Antara Dua lautan/Dua Samudera ada yang tak bisa di satukan ada pula yang bisa di satukan kaya bemana itu saya akan jelaskan lebih dala...