jawaban :
1. Kristalisasi adalah proses pembentukan kristal dari suatu zat padat, cair, atau gas melalui pengendapan atau pendinginan.
2. Tiga faktor yang mempengaruhi kristalisasi adalah suhu, kecepatan pendinginan atau pengendapan, dan konsentrasi larutan.
3. Macam-macam metode kristalisasi antara lain: kristalisasi pendinginan, kristalisasi penguapan, kristalisasi pelarutan, dan kristalisasi uap.
4. Dari segi proses pembentukannya, kristalisasi dapat dibedakan menjadi kristalisasi dari larutan jenuh dan kristalisasi dari larutan tak jenuh. Kristalisasi dari larutan jenuh terjadi ketika suatu zat dilarutkan dalam pelarut hingga mencapai titik jenuh, kemudian didinginkan atau diendapkan sehingga terbentuk kristal. Sedangkan kristalisasi dari larutan tak jenuh terjadi ketika suatu zat dilarutkan dalam pelarut yang tidak mampu melarutkan zat tersebut secara sempurna, sehingga terbentuk kristal.
5. Contoh proses kristalisasi alami antara lain pembentukan kristal salju dan pembentukan kristal garam di laut. Sedangkan contoh proses kristalisasi buatan antara lain pembuatan gula kristal dan pembuatan kristal alumunium.
6. Proses pengkristalan garam sangat cocok untuk proses kristalisasi penguapan karena garam mudah larut dalam air dan memiliki titik didih yang tinggi. Ketika air menguap, konsentrasi garam dalam larutan meningkat dan akhirnya mencapai titik jenuh sehingga garam mulai mengendap dan membentuk kristal.
1. Penukar ion adalah suatu sistem yang digunakan untuk menghilangkan ion-ion tertentu dari air atau larutan dengan cara menukar ion-ion tersebut dengan ion-ion lain yang terdapat pada resin. Air sadah adalah air yang telah melalui proses penghilangan ion-ion logam alkali dan logam alkali tanah. Resin adalah suatu bahan yang digunakan sebagai penukar ion pada proses pengolahan air.
2. Hesadahan terbagi atas 3 jenis, yaitu kesadahan total, kesadahan karbonat, dan kesadahan non-karbonat. Kesadahan total adalah jumlah ion logam alkali dan logam alkali tanah yang terdapat dalam air, sedangkan kesadahan karbonat adalah jumlah ion logam alkali dan logam alkali tanah yang terikat pada ion bikarbonat dan karbonat. Kesadahan non-karbonat adalah jumlah ion logam alkali dan logam alkali tanah yang terikat pada ion-ion lain selain bikarbonat dan karbonat.
3. Berdasarkan gugus fungsinya, resin terbagi atas resin kation dan resin anion. Resin kation memiliki gugus fungsional asam sulfonat atau asam karboksilat yang dapat menyerap ion-ion kation, sedangkan resin anion memiliki gugus fungsional amina atau kuaterner amonium yang dapat menyerap ion-ion anion.
4. Berdasarkan data yang diberikan, dapat dihitung jumlah ion Ca2+ dalam 25 ml sampel air sumur dengan menggunakan rumus:
Jumlah ion Ca2+ = (Volume EDTA x Konsentrasi EDTA x 2) / Volume sampel
Jumlah ion Ca2+ = (8,1 ml x 0,01 M x 2) / 25 ml = 0,0162 mol
Kesadahan tetap = Jumlah ion Ca2+ x Mr CaCO3 x 1000 / Volume sampel
Kesadahan tetap = 0,0162 mol x 100 g/mol x 1000 / 25 ml = 648 ppm
Jadi, kesadahan tetap yang dihasilkan dari sampel air sumur tersebut adalah 648 ppm.
5. Empat sifat fisik yang harus dimiliki oleh resin sebelum digunakan pada proses penukar ion antara lain: memiliki daya tukar ion yang tinggi, memiliki kekuatan mekanik yang baik, memiliki ukuran butir yang seragam, dan memiliki kemampuan untuk diregenerasi.
6. Contoh reaksi pertukaran ion kation adalah:
2R-Na+ + Ca2+ → R2-Ca
Contoh reaksi pertukaran ion kation:
1. 2R-Na+ + Ca2+ → R2-Ca + 2Na+
2. R-H+ + Na+ → R-Na+ + H+
Contoh reaksi pertukaran ion anion:
1. R-NH3+Cl- + OH- → R-NH2 + H2O + Cl-
2. R-SO3H + OH- → R-SO3- + H2O
1. Adsorbsi adalah proses penyerapan molekul atau partikel dari suatu zat oleh permukaan zat lain. Adsorbat adalah zat yang diserap, sedangkan adsorben adalah zat yang menyerap.
2. Terdapat dua klasifikasi adsorbsi, yaitu adsorbsi fisika dan adsorbsi kimia. Adsorbsi fisika terjadi karena adanya gaya van der Waals antara permukaan adsorben dan adsorbat, sedangkan adsorbsi kimia terjadi karena adanya reaksi kimia antara permukaan adsorben dan adsorbat.
3. Klasifikasi adsorben yang baik adalah adsorben yang memiliki luas permukaan yang besar, memiliki sifat kimia yang stabil, dan mudah didapatkan.
4. Dua jenis adsorben adalah karbon aktif dan zeolit. Karbon aktif adalah adsorben yang terbuat dari bahan organik yang diaktifkan dengan pemanasan, sedangkan zeolit adalah adsorben yang terbuat dari mineral aluminosilikat.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses adsorbsi antara lain: sifat adsorben dan adsorbat, suhu, tekanan, pH, dan waktu kontak.
6. Contoh adsorben yang umum digunakan adalah karbon aktif, zeolit, dan silika gel.
7. Perbedaan adsorbsi kimia dan adsorbsi fisika adalah adsorbsi kimia melibatkan reaksi kimia antara permukaan adsorben dan adsorbat, sedangkan adsorbsi fisika hanya melibatkan gaya van der Waals antara permukaan adsorben dan adsorbat. Selain itu, adsorbsi kimia biasanya lebih kuat dan spesifik daripada adsorbsi fisika.
8. Contoh aplikasi proses adsorbsi pada industri antara lain pengolahan air limbah dengan karbon aktif dan penghilangan gas beracun dari udara dengan zeolit.
1. Absorbsi adalah proses penyerapan zat dari suatu fase ke fase lain, biasanya dari gas ke cairan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi absorbsi antara lain: sifat zat yang diabsorbsi, sifat zat penyerap, suhu, tekanan, dan kelembaban.
3. Terdapat dua jenis absorbsi, yaitu absorbsi fisika dan absorbsi kimia. Absorbsi fisika terjadi karena adanya gaya van der Waals antara zat yang diabsorbsi dan zat penyerap, sedangkan absorbsi kimia terjadi karena adanya reaksi kimia antara zat yang diabsorbsi dan zat penyerap.
4. Contoh aplikasi proses absorbsi di industri antara lain penghilangan gas SO2 dari gas buang pembangkit listrik dengan menggunakan larutan NaOH, penghilangan CO2 dari gas alam dengan menggunakan amina, dan penghilangan uap air dari gas dengan menggunakan zeolit.
5. Empat jenis column absorbsi antara lain: packed bed column, spray column, bubble column, dan fluidized bed column. Packed bed column adalah kolom yang diisi dengan packing material, spray column adalah kolom yang menggunakan semprotan untuk menghasilkan kontak antara zat yang diabsorbsi dan zat penyerap, bubble column adalah kolom yang menggunakan gelembung udara untuk menghasilkan kontak antara zat yang diabsorbsi dan zat penyerap, dan fluidized bed column adalah kolom yang menggunakan fluidisasi untuk menghasilkan kontak antara zat yang diabsorbsi dan zat penyerap.
6. Tiga absorben yang baik untuk digunakan pada proses absorbsi antara lain: amina, zeolit, dan karbon aktif. Amina adalah senyawa organik yang dapat menyerap gas asam, zeolit adalah adsorben yang dapat menyerap molekul air dan gas, sedangkan karbon aktif adalah adsorben yang dapat menyerap bau dan warna dari air dan gas.
